Saturday, October 4, 2008

duit

punya duit sendiri itu ga seenak yang dibayangkan...
dengan adanya duit,selalu saja tiba-tiba ada kebutuhan yang sebelumnya tidak terpikirkan untuk dibeli...

gw rasa,gw harus lebih bagus lagi dalam ngatur keuangan gw sendiri.masak tiap akhir bulan gw kudu ngosongin saldo bank mulu...

pusing gw,ga punya duit kayaknya lebih santai daripada kalo punya duit...
gimana ga pusing??dalam seminggu saldo gw berkurang 1,5 juta...ini gawatttt!!!!!!!!

Monday, September 8, 2008

Bogor Trip Story

"Ri,coba kamu bayangin kalo aku kesini sendirian."

kalimat Ratih itu membuyarkan lamunan gw.

gw memandang ke sekeliling. kami masih menumpang becak. hanya saja lampu lampu penerangan jalan rupanya sudah enggan menerangi jalan kecil yang akan kami lewati. didepan kami jalanan mulai gelap. rupanya magrib sudah berlalu.

perjalanan ini memang tergolong nekad bagi gw.gw gak pernah bolos sekolah. tapi sekarang ratih malah meminta gw menemani dia untuk bertemu dengan ayahnya dibogor. tadinya mau gw tolak. tapi disatu sisi gw tak tega membiarkan dia sendirian kebogor. akhirnya gw putuskan untuk menemaninya kebogor.

dan pagi ini gw pamit berangkat dari rumah dengan alasan akan sekolah. namun gw langsung mengarahkan sepeda motor ke arah rumah ratih. kami memulai perjalanan ke bogor pada pukul 9. kami berencana menggunakan bus. lalu dilanjutkan dengan menaiki beberapa angkot dan becak.

sepanjang perjalanan gw selalu memikirkan berbagai hal. apakah yang sedang gw lakukan disekolah saat ini jika gw menolak ajakan ratih? apa yang harus gw katakan pada orang tua gw jika ketahuan? dan berbagai macam hal lainnya.

namun setelah tahu kondisi perjalanan yang harus dilalui untuk kerumah ayahnya seperti ini,diam-diam gw bersyukur bahwa dia tidak sendirian kesini. ucapan ratih menenangkan gw. bukankah sudah semestinya gw sebagai pacarnya berada disampingnya jika dia membutuhkan gw?
bukankah gw yang semestinya melindungi dia jika dia meminta pertolongan?

"kamu pernah bertemu orang tuaku?" tanya ratih ketika kami telah duduk didalam bus.

"hmm,bukankah ibumu sudah meninggal tahun lalu?aku belum sempat bertemu ibumu sebelum dia meninggal."jawab gw," tapi aku kayaknya tidak pernah bertemu ayahmu juga."

"iya,selama ini ayahku tinggal dibogor.sedangkan aku tinggal bersama kakakku disini." jelasnya, "kakak tiri sebenarnya..."

"hah?begitu yah?"

"iya, kami berbeda ayah.aku cuma ingin kesana agar ayahku yang ikut membantu membiayai sekolahku"

"hoo", responku.

ini sudah menyangkut masalah dalam keluarga ratih.gw ga yakin kalau gw berhak untuk menilai keluarga dia.

"aku tidak keberatan kok dimintai tolong oleh kamu. apalagi jika tujuannya baik."

"trima kasih ya Ri"

sore hari itu gw mulai tenang walaupun beberapa kali gw sms ibu gw dan bilang kalo gw akan pulang agak malam.rupanya gw sudah merasa kalau gw sedang menjalankan kewajiban gw sebagai lelaki dari seorang perempuan.pacar dari ratih.wuih..bangga bener gw.

ini perjalanan kami yang pertama kesini. ratih pun hanya tahu petunjuk mengenai kendaraan umum yang harus ditempuh dan alamat rumahnya.sedangkan gw benar benar buta arah.gw ga pernah pergi ke bogor kecuali ayah yang menyetir kendaraan.

rupanya rumah ayah ratih berada dipinggiran bogor. hal ini diperparah dengan beberapa kali kami nyasar dan harus bertanya kepada orang-orang sekitar.

jam sudah menunjukan pukul 18.30. akhirnya abang becak melambatkan becaknya dan mulai berhenti.

gw melihat rumah kemana becak itu mulai mengarah.rumah berhalaman lumayan luas dan berpagar hitam tinggi ini bernomor 8. sesuai dengan apa yang tertulis dari kertas dari kakak ratih.

rumah ini tidak memiliki bell didepan rumahnya. kami terpaksa memanggil dengan suara.tidak ada tanda-tanda jika rumah itu ada penghuninya. namun aku lihat pagar rumah itu tidak digembok.tandanya rumah ini ada penghuninya.

tak berapa lama ada lelaki berumur 30-an tahun datang menaiki motor dan berhenti didepan rumah bernomor 8 ini.

"mencari siapa pak?"

"ini rumah bapak ridwan ya pak?"

"bapak Ridwan biasanya belum pulang. mungkin bapak akan pulang sebentar lagi.kalian ini siapa yah?"

"saya rio dan ini ratih,"jawab gw, "ratih ini anaknya pak ridwan."

"oh,kamu ya yang bernama ratih?silahkan masuk. menunggunya didalam saja."

kami berdua pun menunggu didalam ruang tamu.ruangan itu lumayan besar,dihiasi dengan ukiran ukiran kayu dan kursi rotan khas rumah-rumah didaerah pada umumnya.

setelah beberapa saat didalam,lelaki itu meembuka pembicaraan.

"mohon maaf,ibu saya tidak bisa menemui kalian. kelihatannya beliau agak kaget atas kedatangan kalian." katanya, "nama saya Bayu. saya adalah putra sulung dari bapak ridwan."

sontak perkataan pak bayu membuat gw kaget.banyak pertanyaan muncul.pak bayu ini anak pertama pak ridwan?apakah dia kakak dari ratih? gw gak tahu jika ayahnya masih punya keluarga lagi dibogor. dan dari umur pak bayu yang jauh diatas ratih,bisa disimpulkan bahwa mereka adalah keluarga pertama dari pak ridwan. dan pak ridwan masih mempunyai istri? muka ratih masih tetap serius.namun tidak ada tanda-tanda kekagetan atas perkataan pak bayu. tampaknya dia sudah menyadari keadaan ini sebelumnya.

"saya pernah dengar jika bapak menikah lagi dengan seorang wanita dijakarta.dan saya pun pernah mendengar jika bapak punya anak perempuan bernama ratih. ternyata kamu yang bernama ratih.kalau boleh tahu,atas keperluan apa dik ratih kesini ya?"

intonasi bicara pak bayu terdengar sangat hati-hati. rupanya dia tak ingin ada kesalahpahaman mengenai apa yang diucapkannya.

"iya,maaf jika kami berdua tiba-tiba datang kesini."jawab ratih, "kami juga sebenarnya agak sungkan datang kesini.saya hanya ingin berbicara saja dengan bapak.saya hanya ingin supaya bapak sedikit peduli terhadap saya."

"oh,begitu. baik,kita tunggu bapak bareng-bareng.biasanya bapak sampai rumah jam 7 kok."

tak lama kemudian, seseorang datang membuka pagar dan mulai memasukkan motornya.

"ah,itu bapak sudah pulang."

ketika pak ridwan sudah masuk keruangan,suasana agak kaku sebentar. kelihatannya pak ridwan juga tidak menyangka jika akan ada ratih diruangan tersebut. namun ratih mendekati dan bersalaman dan mencium tangan.

"oh,ada ratih disini?"

pak bayu menjelaskan, "pak,ratih ini datang jauh-jauh karena mau bicara sama bapak."

"oh,begitu. baik,nak. apa yang mau kamu bicarakan?"jawab pak ridwan.suaranya masih dilanda perasaan terkejut.

semua pun duduk diruang tamu tersebut.dengan gerden yang sudah ditutup dan diterangi lampu yang tidak terlalu terang.suasana diruangan tersebut semakin menambah ketegangan diantara para penghuninya sekarang. gw sendiri hanya bisa duduk diam disudut ruang. hanya bisa mereka-reka apa hubungan antara anggota keluarga ini dan apa yang sedang dipikirkan oleh setiap orang diruangan tersebut.

"begini pak.ratih kesini cuma mau minta perhatian bapak. karena sejak ibu meninggal, bapak kok kayaknya seperti lepas tangan tentang ratih. bapak tidak pernah lagi datang mengunjungi ratih. bahkan sekolah ratih malah dibayar sama kakak tiri ratih."

semua hening.

"jujur ratih malu pak. kalo setiap bulan minta uang ke kakak untuk sekolah ratih. mereka kan sudah punya keluarga sendiri." tambah ratih, "sedangkan ratih masih mempunyai bapak,tapi kok kayak ga punya bapak?"

air mata mulai menggenang dimata ratih. pak ridwan pun cuma menunduk.

"sekarang ratih sudah terlambat bayar uang sekolah 3 bulan. ratih ga mau nyusahin daing (kakak) lagi. kalo bapak masih ga mau peduli sama ratih, ratih akan keluar sekolah mulai bulan depan." kata ratih dengan pipi yang mulai basah tertetes air mata, "makanya sekarang ratih bawa ketua osis sekolah kesini kalau bapak ga percaya"

deg. jantung gw berdegub kencang tiba-tiba.

kami memang sempat bicara dirumah ratih kalau gw disini pura-pura jadi ketua osis. tapi gw hanya menganggapnya sebagai candaan saja. tapi begitu ratih benar2 mengatakan bahwa gw adalah seorang ketua osis,gw langsung merasa cemas. biasanya apa pengetahuan yang umum diketahui seorang ketua osis?

oke,pertama, ketua osis selalu berwibawa. duduk dengan tegak lurus dan tenang. kedua,sekolah mana yang mau milih gw jadi ketua osis? jadi seksi seksi rohis kelas aja ga pernah muncul diacara mentor mingguan.gw malah selalu main bola abis jumatan.akhirnya gw cuma bisa siap2 ngarang aja jika ditanya tentang sekolah.

"kamu jangan berhenti sekolah tih."isak pa ridwan tiba-tiba, "bapak janji akan lebih memperhatikan kamu lagi."

akhirnya misi perjalanan kami hari itu berhasil. kami pun pamit pulang pada pukul 8:30. ini gawat. meski kami sudah lumayan ngerti cara perjalanan pulang, tapi kami tidak tahu kapan bus bogor yang kejakarta berangkat. jika bis terakhir kejakarta sudah berangkat,kami tidak tahu bagaimana cara kembali kejakarta.

setelah perjalanan ke terminal bus yang mencemaskan,akhirnya kami mendapati kami masih bisa naik bus terakhir yang akan ke jakarta. itupun sudah hampir penuh. akhirnya kami berhasil mendapatkan kursi dan berangkat pulang ke jakarta.

dalam perjalanan,aku bertanya, "jadi sebenarnya gimana sih status bapak kamu?"

"sebenarnya bapakku dari dulu memang sudah punya keluarga dibogor. tapi dia selingkuh dengan ibuku,seorang janda 2 anak yang suaminya meninggal. dan bapak-ibuku menikah dijakarta.lalu aku lahir."kata ratih, "tapi sejak ibu meninggal,bapak mulai jarang ke rumah. hingga akhirnya dia ga pernah lagi kembali kerumah."

"..."

"..."

"aku baru ngerti keadaan kamu seperti itu..."

"..."

"..."

ga ada lagi kata yang terucap. namun kami mengerti bahwa hal ini tidak mengurangi pukul 11 malam. kami tiba diterminal bus digrogol. segera berangkat ke rumah ratih naik bus untuk mengantar ratih pulang dan mengambil motor. sesampainya dirumah ratih sudah pukul 1.30

gw langsung pamit pulang. ngebut dengan motor gw.dan tiba dirumah pukul 2.00. akhirnya kena marah dan besoknya tetep masuk sekolah dengan rasa ngantuk dan lega sekaligus.